Kamis, 08 Juni 2023

WISH YOU THE BEST

 



Aku teringat tentangmu lagi,

Mengingat hari-hari di mana kita masih bersama

Suara, tatapan mata, tingkah pola

Segala tentangmu yang sampai kini masih ku cinta

Walau ku tahu pada akhirnya kau berhak bahagia meski tak bersamaku

Mereka bilang, "Tingkat tertinggi dalam mencintai adalah merelakannya bersama orang lain."

Mereka lupa, bahwa bagian tersulit justru pada kata "rela."

Bagaimana bisa merelakan apa yang hampir kita punya?

Bagaimana bisa merelakannya setelah kasih dan cinta tercipta?

Bagaimana bisa merelakan

Apa yang pernah menjadi tujuan?


Mari kita berandai-andai...

Andai saja saat itu kita tak perlu bertemu kembali

Andai saja kita tak usah menggunakan hati

Andai saja dahulu kita tak saling mencari

Andai saja ketika terakhir kali kita bertemu

Kau tak mengucapkan kalimat penegasan

Bahwa kita telah usai meski tujuan kita tak tercapai

Andai saja begini

Andai saja begitu

Andai saja..

Namun, ini semua membuatku bertanya, secepat itukah kau pindah ke lain hati?


Malang


Aku rindu mendengarkan cerita bagaimana harimu berjalan

Aku rindu mencermati pikiranmu tentang masa depan

Aku rindu melihat canda tawamu

Aku rindu melihat indahnya senyumanmu

Aku rindu mendapatkan kabar pencapaian terbarumu

Sekarang, mimpi yang pernah kau ceritakan mulai tercapai satu per satu

Aku senang, meski pun hal itu tak kau ceritakan lagi padaku

Sebagian orang ditakdirkan hanya sebagai teman perjalanan

Bukan sebagai teman menikmati tujuan

Sekarang kau terlihat lebih bahagia

Mungkin ini sudah jalannya

Tapi aku hanya ingin mengatakan bahwa

Aku sangat merindukanmu

And I wanna say, "I wish you never left." 

But instead I only wish you the best.

Rabu, 29 Maret 2023

MERAYAKAN KEPERGIANMU

Sebelum aku mulai menulis ini, aku minta maaf bahwa aku masih memikirkanmu

Rasanya waktu cepat berlalu

Sejak awal kita bertemu setelah empat tahun berjarak

Sampai pada suatu waktu kita kembali bertemu

Tahun pertama sangatlah berkesan

Tahun kedua fantastik

Tahun ketiga banyak sekali momen yang tidak akan pernah aku lupakan

Tahun keempat aku paham betul bagaimana kesibukkanmu

Karena tahun itu, semua kerja kerasmu akan terbayar

Rencana menyelesaikan studi dalam tiga tahun setengah sepertinya hal yang mudah bagimu

Aku percaya kamu mampu

Kita pernah membayangkan apa yang akan kita lakukan setelah lulus nanti

Mulai dari keinginan untuk bekerja di kota tertentu

Sampai goals untuk tinggal di Madinah


Ya, waktu bergerak cepat, tak pernah menunggu mereka yang merespon lambat

Aku menepati janji untuk datang dalam wisudamu

Aku ingat setiap detail itu

Dari H-3 keberangkatan, dimana saat itu kita saling berbagi informasi tentang keadaan kita

Kamu yang demam tiba-tiba

Kamu yang merasa tidak enak bila menemuiku hanya sebentar

Jam tiga pagi di hari yang kita tunggu, kita masih mendiskusikan apa yang akan kita lakukan

Sangatlah menyenangkan bertemu bahkan mengenal seseorang yang memiliki pola pikir sama





Aku sangat mengagumimu, sungguh

Atas segala kelebihan dan kekurangan

Meski pun tak pernah ada kata sayang terucap

Aku mengerti serta pahami

Bahwa sebuah rasa tanpa tujuan bersama hanyalah omong kosong belaka

Aku mengerti serta pahami

Bahwa menjaga jarak adalah keputusan yang tepat untuk kita berdua

Walau di satu sisi, aku merasa duka

Aku mengerti serta pahami

Atas semua memori yang terkenang, biarlah menjadi sebuah cerita

Sebuah bab favorit dimana terdapat kata "aku" dan "kamu" yang belum bisa menjadi "kita"



Tapi aku pastikan epilog ini akan membuat kita bahagia

Karena aku tahu, sebuah kepergian akan menghadirkan kedatangan

Dan jika kau ragu, coba pikirkanlah

Setelah banyak hal yang kita tempuh, rasanya tak mungkin bila aku tak sungguh









Salam,



Aku yang mencoba berdamai dengan keadaan



P.S senang melihat satu per satu mimpimu tercapai, meski aku bukan lagi tempatmu bercerita

Minggu, 27 Maret 2022

UNITITLED #1



Apa jadinya jika hati terasa gelisah?

Bukankah hati tidak pernah berbohong?

Seperti yang kita tahu, hati dan pikiran pun bisa tidak sejalan

Lalu, tak perlu merasa aneh apabila ucapan yang keluar bukan dari hati



Betul, hati tidak bisa berbohong

Terlebih saat ia mengetahui

Yang dilakukan bukanlah hal yang meragukan lagi

Melainkan sudah jelas benar dan salahnya



Kegelisahan itu menghampiri jiwa yang dirundung rasa bersalah

Bukan karena tidak tahu jalan mana yang harus dipilih

Hanya saja, banyak orang yang pengecut untuk menerima sebab-akibatnya

Yang pada akhirnya harus diakui bahwa jiwa ini lemah



Ujian demi ujian

Terkadang ilmu yang dicatat belum sepenuhnya bisa diamalkan

Bukankah dunia ini memang penjara?

Bukankah fitnah dunia dan fitnah wanita akan selalu ada?



Duhai diri,

Sampai kapan kau akan membela diri ketika terjatuh dalam satu maksiat?

Sampai kapan kau akan bermalas-malasan sedangkan yang selamat hanyalah sedikit saja?

Sampai kapan kau akan mencatat tanpa murojah kembali?



Sadarlah wahai jiwa,

Perlombaan yang melelahkan itu mengejar dunia

Sebab garis finish nya adalah kematian

Dan kau tidak tahu bagaimana hisabmu kelak



Sungguh,

Jika tujuanmu untuk mencari ridho manusia

Maka tujuanmu tidak akan pernah tercapai.



Dan sungguh,

Buanglah jauh-jauh ekspektasimu padaku

Aku hanyalah pendosa yang Allah tutupi aibnya

Aku takut hatiku tertutup noda hitam karena tak kunjung berhenti dari maksiat

Sehingga hati ini tak lagi merasa gelisah kala melakukan dosa.

Jumat, 19 November 2021

KAMU SUDAH BERLARI JAUH, KEMBALILAH!

Bismillah,




Ternyata sudah lumayan lama tidak lagi menulis di blog. Memang visitor blog ini tidak ramai, tapi bagi beberapa pembaca yang pernah datang kesini pasti merasa ada yang berbeda. Ya, postingan blog ini sudah banyak yang dikembalikan menjadi draf, bahkan ada juga yang dihapus. Karena ketika dibaca kembali, rasanya tidak ada faedahnya menulis hal-hal yang berbau maksiat dan syubhat. Tujuanku menulis ini adalah reminder khususnya untuk diri sendiri agar lebih giat lagi dalam menuntut ilmu agama dan bangkit dari masa-masa futur. Sebagai catatan, aku menulis ini bukan berarti aku sholeh atau aku agamis. Aku hanya berusaha dan mempelajari agama ini seperti semestinya. Karena, aku pun masih tertatih-tatih memperbaiki diri ini. Dan aku pun takut jika aku hanya terlihat baik di media sosial.



Pagi tadi, tiba-tiba aku ingin menonton kisah hijrahnya Uki Kautsar, mantan personel band Noah. Tapi baru sempat ditonton pada siang hari ini. Hatiku tersentuh ketika beliau mengatakan "apa yang aku minta selalu Allah kabulkan, bahkan ketika aku masih nge-band. Aku minta ke kiri, dikasih ke kiri. Minta ke kanan, dikasih ke kanan." Betul sekali. Aku tersadar bahwa Allah memang selalu mengabulkan doa kita. Allah mengabulkan doaku padahal aku ini banyak dosanya.



Memang, kita ini butuh sekali namanya tamparan agar kita sadar. Aku juga salut pada Uki yang berani meninggalkan musik, padahal musik sudah melekat sejak SMP. Aku sangat iri pada orang yang bisa hijrah total, meninggalkan hal-hal yang dilarang oleh Allah, mengerjakan amalan-amalan sunnah, ikut kajian kesana kesini. Sedangkan aku? Aku sudah berusaha tidak memutar lagu, tapi tetap saja ada alunan-alunan musik yang terngiang dalam kepala. Aku masih banyak melakukan maksiat. Padahal sudah jelas, siapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah, pasti Allah ganti dengan yang lebih baik. Apa lagi meninggalkan hal-hal buruk. Yang paling berat setelah hijrah adalah istiqomah. Aku ingat saat kajian yang diisi oleh Ustadz Abu Bakar Al-Akhdory hafidzahullah, beliau mengatakan bahwa istiqomah itu berat, kalau yang ringan istirahat.



Ketika aku berkumpul dengan teman-teman kajian, sungguh aku ini merasa aku banyak tidak tahunya dalam beragama. Namun, alhamdulillah, aku dipertemukan dengan orang yang mengajakku kembali ke jalan yang lurus. Banyak yang ingin aku tulis, tapi lebih baik disingkat saja agar tidak menimbulkan hasad. Pesanku, janganlah terlalu terpaku pada dunia, ingat, kita ini dalam perasingan, kita hanya singgah di dunia, mencari bekal untuk akhirat. Kematian tidak menunggu taubatmu. Pelajari lagi bagaimana cara beribadah yang benar, yang sesuai dengan Al-Qur'an dan Sunnah. Jangan salah pilih referensi, pilih ustadz yang aqidahnya lurus karena tidak semua ustadz bisa diambil ilmunya. Niatkan semua yang kita lakukan hanya karena Allah 'Azza Wa Jalla. Semoga kita semua diberi hidayah dan istiqomah.





Barakallahu fiikum.

Sabtu, 13 Februari 2021

JIKA





Jika suatu hari nanti aku tidak lagi mengirim pesan padamu, bukan berarti aku tidak ingin menghubungimu

Jika suatu hari nanti aku tidak menanyakan kabarmu, bukan berarti aku tidak ingin mencari tahu keadaanmu

Jika suatu hari nanti aku tidak lagi berkumpul bersamamu, bukan berarti aku tidak ingin mengenalmu lagi


Teman,

Itu semua bukan berarti aku menjauh atau bahkan menghilang darimu, aku hanya ingin pergi sebentar tanpa panggilan dan pertemuan. Semua orang mempunyai dunia pribadinya dimana mereka bisa menyendiri dan merasa tenang. Biarkan aku mengevaluasi diri ini dari segala sisi. Aku bukan orang yang religius, aku pendosa hebat, aku masih bermaksiat, aku masih melakukan ghibah, aku masih berbuat dosa. Tapi, aku sadar hidup itu sebentar dan pintu tobat terbuka lebar. Pernahkah kalian bertanya-tanya apakah amalan sholeh kita diterima? Apakah sholat kita sudah benar? Apakah wudhu kita sudah sesuai syariat? Atau dari 73 golongan apakah kita termasuk golongan yang diridhai oleh Allah?

Berbagai macam musibah yang terjadi, dan bertubi-tubi masalah menerja kehidupanku, aku semakin bertanya-tanya, apa tujuan aku hidup? Apa yang sebenarnya aku cari di dunia? Sekali lagi, aku bukan orang yang religius, aku bukan santri, dan juga aku bukan anak ustadz. Ketika aku belajar sedikit demi sedikit mengenai Islam, aku sadar bahwa banyak hal yang selama ini aku (khususnya) dan mungkin kebanyakan orang hal yang lumrah dan diperbolehkan Islam, ternyata tidak. Aku berpesan kepada pembaca, sebelum kita melakukan sesuatu alangkah baiknya dicari tahu hukumnya dalam Islam. Banyak hal yang kita tidak tahu namun itu bukan berarti kita bisa lepas dari dosa atas ketidaktahuan itu. Setelah mengetahui mana benar mana salah, biasanya hal terberat adalah melepas kebiasaan tersebut. Berat sekali meninggalkan inilah, itulah, tapi disitulah iman kita diuji. 


Dan jika suatu hari nanti aku sudah meninggal dunia. Tidak perlu mengunggah fotoku. Mohonkanlah ampun kepada Allah untukku dan maafkan segala kesalahanku.


Mari kita berubah menjadi lebih baik.

Senin, 29 Mei 2017

Conditional Sentence

Conditional sentence is a sentence that presupposes a desire, hope, plan, and others that can still happen, something unrealized, unrealized, and impossible.

Example:
If I work hard, I will have a lot of money. (If I work hard, I'll have a lot of money)
If I study English, I will get good score in TOEFL. (If I learn English, I'll get a good score on the TOEFL test)
If I had a lot of money, I would buy an expensive car. (If I have a lot of money, I'll buy an expensive car)
If i were you, I would work in that foreign company. (If I were you I would work for the foreign company)
If I have got a high score in the national examination, I would have studeid in a state university. (If I get good grades in a national exam, I'll study in a state college)
We would have got the ticket if we had come earlier. (We'll get tickets if we arrive early.)

Note:
There are two parts in the structure of the finishing sentence. Namely mduk Sentence (main clause) and clause (in the form of if clause).

Example:
If I work hard , 1 will have a lot of money .
If clause main clause
The structure or position of the parent and clause in the conditional sentence can be changed.

Example:
If I have got high score in the national examination, 1 would have entered state university.
1 would have entered a state university if I had got high score in the national examination.

Note:
When the parent position is in front, there is no need for a comma separator (,) between the parent and the sentence.
When the clause position ( if clause ) is in front, then the separator is used as a comma (,).

KINDS OF CONDITIONAL SENTENCES
Sentence conditional (conditional sentence) is divided into three, namely:

Sentence of type 1 (type 1)
Sentence pattern of type 1:
If + subject + VI ( Simple Present Tense ) + Subject + will + VI ( Simple Present tense )
or
If + subect + (be) present + adjective / noun + Subject + will be + adjective / noun
Example:
If I study hard, I will pass the final examination. (If I study earnestly, I will pass the final exam)
Information:
> Type 1 conditional sentence is used to express or assume something that has not happened at the present time and is likely to occur in the near future. This kind of sentence explains to express a pattern of cause and effect.

Sentence of type 2 (type 2)
Sentence pattern of type 2:
If + subject + V2 / simple past tense + Subject + would + Vl / past future tense
or
If + subject + were + adjective / noun + Subject + would be + adjective / noun
Example:
Rony would buy a new car if he got the job in foreign company. (Ron will buy a new car if he gets a job in a foreign company)
If I passed the company entrance test, I would treat you a plate of steak. (If I pass the company entrance test, I'll treat you a plate of steak)
If I were you, I would apply for that scholarship. (If I were you, I would apply for the scholarship)
Information:
The conditional sentence of type 2 is a sentence used to express something that is unlikely to happen or is contrary to reality at the present time. Sentences of this type are usually used to express a fantasy.
Fact: the fact expressed by the sentence of type 2 assumption is that at present what is assumed does not happen.
Example:
Condotional Sentence:
If I had a long holiday, I would visit your home. (If I have a long holiday, I will visit your house)

Fact / Fact:
I have not long holiday. (I'm not a long holiday)
Conditional Sentence:
If I were you, I would go to that party. (If I were you I would go to the party)
Fact:
I am not you. (I'm not you)
Note : were used either by singular or plural subjects. However. There are times when the wash form is used on the subject (I, he, she, it) when used in informal conversations.
For example: If I was you. I would accept his invitation.

Sentence of type 3 (type 3)
Sentence pattern 3:
If + subject + had + V3 / past perfects + subject + would have + V3 / past perfect
or
If + subject + had been + adjective / noun + subject + would have been + adjective / noun
Example:
If I had had enough time, I would have come to your wedding party. (If only I had enough time, I would come to your wedding)
Ifl had worked hard, I would have got the promotion for manager position. (If only I worked hard, I would get promotion for the position of manager)
If I had not gone to the mountain, I would not have had an accident. (If I did not go to the mountain, I would not have an accident)

Description :
The conditional sentence of type 3 is a sentence that presupposes something that has happened and did not happen in the past. This type of sentence is usually used to express a regret.
The fact expressed in this presuppositional phrase is that what is assumed has never happened in the past.

Example:
Conditional sentence:
If I had studied English well, I would have good score in TOEIC. (If I learn English well, I will get good grades in TOEIC.
Fact:
I did not study. Therefore, I had bad score in TOEIC. (I did not learn, so I got a bad score on TOEIC.)
Conditional Sentence can also use a progressive or continuous form if it explains the process that is going on.

Example:
Conditional Sentence:
If I were working in England, I would be living together with my family. (If I work in England I will be able to live with my family)
Fact:
I am not working in England. I am not living together with my family. (I do not work in England I do not live with my family)

Conditional Sentence:
If it was not raining right now, I would go to the music concert. (If it's not raining now, I'm going to a music concert)
Fact:
It is raining right now, so I will not go the music concert. (It's raining now, so I'm not going to the music concert)

Conditional sentence:
If I had been working in England last year. I would have been living together with my family. (If I worked in England last year, I would live with my family).
Fact:
I was not working in England. I was not living together with my family (I'm not working in the UK I do not live with my family)

Conditional sentence:
If it has not been raining, I would have gone to the music concert. (If it had not rained, I would have gone to a music concert)
Fact:
It was raining yesterday, so 1 did not go to the music concert. (Yesterday it was raining, so I did not go to a music concert)

Conditional sentence can reveal events or presuppositions that occur at different times. For example, the clause if (clause) reveals an event in the past, while the parent phrase reveals the current event [present] .

Example :
Conditional sentence:
If I had prepared some foods several hours ago, I would not be hungry right now. (If I prepare food a few hours ago, I will not be hungry now)
Fact:
I did not prepare some foods a few hours ago so 1 am hungry right now. (I did not prepare food a few hours ago, so I'm hungry now).
If there are uses were , had (past perfect) , and should sometimes have an if omission .

Example:
Were I you, I would attend the state university entrance test.
Were I you = if I were you
There is a pattern of a sentence that indicates a conditional sentence,

Example:
I would have come to your party, but I have to go to my sister's wedding party. (If I do not have to go to my sister's wedding I will definitely come to your party).

Note:
Sometimes in a sentence does not specify an IF clause explicitly. When the clause if mentioned explicitly then the above sentence will be: If I had not got to go to my sister's wedding party, 1 would have come to your party.

Report Text

What is Report?

1.      Definition of Report

Report is a text which presents information about something, as it is. It is as a result of systematic observation and analysis

2.      Generic Structure of Report

1.      General classification: Stating classification of general aspect of thing; animal, public place, plant, etc which will be discussed in general

2.      Description: Describing the thing which will be discussed in detail; part per part , customs or deed for living creature and usage for materials

3.      Language Feature of Report

•         Introducing group or general aspect

•         Using conditional logical connection; when, so, etc

•         Using simple present tense

4.      Examples and structures of the text

 

THE PELICAN REPORT

General ClasificationThe white pelican is one of the most successful fish-eating birds.DescriptionThe success is largely due to its command hunting behaviour. A group, perhaps two dozen birds, will gather in a curved arc some distance offshore. The birds then begin to move forward towards the shore, beating the water furiously with their wings, driving the fish before them.

When the water is shallow enough for the birds to reach the fish, the formation breaks up as each bird dips its bill into the water to scoop up its meal. As the bird lifts its head, the water drains from its bill leaving the fish which are then swallowed.

Pelicans are among the oldest group of birds, Fossils of this genus have been found dating back 40 million years.

 

Example of Report Text

A.     Platypus; a report text

Many people call platypus duckbill because this animal has a bill like duckbill. Platypus is a native Tasmania and southern and eastern Australia.

Platypus has a flat tail and webbed feet. Its body length is 30 to 45 cm and covered with a thick, and woolly layer of fur. Its bill is detecting prey and stirring up mud. Platypus’ eyes and head are small. It has no ears but has ability to sense sound and light.

Platypus lives in streams, rivers, and lakes. Female platypus usually dig burrows in the streams or river banks. The burrows are blocked with soil to protect it from intruders and flooding. In the other hand, male platypus does not need any burrow to stay.

 

WISH YOU THE BEST

  Aku teringat tentangmu lagi, Mengingat hari-hari di mana kita masih bersama Suara, tatapan mata, tingkah pola Segala tentangmu yang sampai...